Empat Pilar Dalam Pengorganisasian :
Sebagaimana
dikemukakan oleh Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995) ada empat pilar (building
block) yang menjadi dasar untuk melakukan proses pengorganisasian, keempat
pilartersebut adalah pembagiankerja (devisionofwork),
pengelompokkan pekerjan (departementalization), penentuan relasi
antar bagian dalam organisasi (hierarchy), serta penentuan mekanisme untuk
mengintegrasikan aktivitas antar bagian dalam organisasi atau koordinasi (coordination).
Pilar
Pertama : Pembagian Kerja
Merupakan upaya
untuk menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan dan pekerjaan yang mungkin saja
bersifat kompleks menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan
ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik
tersebut.
Pilar Kedua : Pengelompokkan Pekerjaan (Departementalization)
Setelah pekerjaan dispesifikkan, maka kemudian pekerjaan-pekerjaan tersebut
dikelompokkan berdasarkan criteria tertentu yang sejenis.
Pilar
Ketiga : Penentuan Relasi Antarbagian dalam Organisasi
Setelah
pekerjaan dikelompokkan atau di Departemenkan, kita mungkin bertanya-tanya
berapa banyak pekerjaan yang perlu dikelompokkan untuk setiap bagian atau
departemen dan berapa banyak orang yang dibutuh menyangkut span of
management control. Span of management control terkait dengan jumlah orang
atau bagian di bawah suatu departemen yang akan bertanggung jawab kepada
departemen atau bagian tertentu.
Pilar
Keempat : Koordinasi
Pilar terakhir
dari proses pengorganisasian adalah koordinasi. Setelah pekerjaan dibagi,
ditentukan bagian-bagiannya, hingga ditentukan hierarki organisasinya, maka
langkah berikutnya adalah bagaimana agar pembagian kerja yang telah dilakukan
beserta penentuan desain organisasinya berjalan secara efektif dan efisien.
Disinilah peran dari koordinasi diperlukan sebagai pilar terakhir dari
pengorganisasian. Sebagaimana menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert,
Koordinasi adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktifitas dari
berbagai departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi bisa
tercapai secara efektif.
Hizrary adalah proses penentuan relasi antara bagian dalam
organisasi baik secara vertical maupun horizontal
2 konsep dalam
hizrary
·
Rantai
komando
·
Rentang
kendali
Rantai
komando
Rantai Komando dapat
dikatakan sebagai garis kewenangan tak terputus yang membentang dari organisasi
puncak hingga ke pegawai terendah dan menjelaskan siapa yang memberikan laporan
kepada siapa. Rantai Komando berkaitan dengan Otoritas dan Kesatuan
Komando. Otoritas mengacu pada hak-hak inheren di dalam posisi manajerial
yang memberikan perintah dan mengharapkan mereka akan mematuhinya. Untuk
memfasilitasi koordinasi, maka tiap-tiap manajerial diberikan suatu
tempat didalam rantai komando, dan masing-masing manajer diberikan tingkat
otoritas agar memenuhi tanggung jawabnya . Sedangkan, Kesatuan Komando memiliki
prinsip untuk mengamankan konsep dari garis kewenangan yang tak terputus.
Seorang hanya memiliki satu alasan yang mendapat pertanggung jawaban dari dia
secara langsung. Jika kesatuan komando terpecah , maka seorang pekerja harus
mampu mengatasi tuntutan atau prioritas yang bertentangan dari beberapa atasan,
sebagaimana sering terjadi dalam diagram struktur organisasi dengan garis
terputus-putus dalam melaporkan hubungan.
Rentang Kendali
ektif oleh seorang manajer. Rentang Kendali (span of control) sangat perlu dalam pengorganisasian, karena berhubungan dengan pembagian kerja, koordinasi, dan kepemimpinan seorang pemimpin (manajer).
Rentang
Kendali diperlukan dalam suatu organisasi karena adanya “limits
factor(keterbatasan)” manusia, yaitu keterbatasan waktu, pengetahuan,
kemampuan, dan perhatian.
Faktor
Rentang Kendali
• Keahlian dan kemampuan manajer
• Karakteristik karyawan
• Sifat pekerjaan yang sedang di kerjakan
• Kesamaan tugas
• Kerumitan tugas
• Standarisasi pekerjaan yang di tetapkan
Rentang kendali
• Semakin besar rentan kendali, semakin efisien dari segi biaya tetapi mengurangi keefektifan
• Diperlukan investasi untuk melatih karyawan agar kinerja nya tetap baik
Faktor-faktor penentu luas rentang kendali
1. Kesamaan fungsi-fungsi: semakin sejenis yang dilaksanakan oleh kelompok kerja, rentangan semakin melebar
2. Kedekatan geografis: semakin dekat letak geografis kelompok kerja, rentangsn semakin melebar
3. Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan: semakin sedikit pengawasan langsung yang di butuhkan, rentangan nya semakin melebar
Tingkat koordinasi yang dibutuhkan semakin berkurang koordinasi yang di butuhkan rentangan semakin melebar.
Koordinasi
• Adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktifitas dari berbagai departemen/bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif .
3 Macam saling ketergantungan
• Saling ketergantungan yang menyatu
• Saling ketergantungan yang berurutan
• Saling ketergantungan yang timbal balik
Masalah-masalah pencapaian joordinasi efektif
• Perbedaan orientasi terhadap tujuan tertentu
• Perbedaan orientasi waktu
• Perbedaan orientasi antar pribadi
• Perbedaan dalam formalitas struktur
• Keahlian dan kemampuan manajer
• Karakteristik karyawan
• Sifat pekerjaan yang sedang di kerjakan
• Kesamaan tugas
• Kerumitan tugas
• Standarisasi pekerjaan yang di tetapkan
Rentang kendali
• Semakin besar rentan kendali, semakin efisien dari segi biaya tetapi mengurangi keefektifan
• Diperlukan investasi untuk melatih karyawan agar kinerja nya tetap baik
Faktor-faktor penentu luas rentang kendali
1. Kesamaan fungsi-fungsi: semakin sejenis yang dilaksanakan oleh kelompok kerja, rentangan semakin melebar
2. Kedekatan geografis: semakin dekat letak geografis kelompok kerja, rentangsn semakin melebar
3. Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan: semakin sedikit pengawasan langsung yang di butuhkan, rentangan nya semakin melebar
Tingkat koordinasi yang dibutuhkan semakin berkurang koordinasi yang di butuhkan rentangan semakin melebar.
Koordinasi
• Adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktifitas dari berbagai departemen/bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif .
3 Macam saling ketergantungan
• Saling ketergantungan yang menyatu
• Saling ketergantungan yang berurutan
• Saling ketergantungan yang timbal balik
Masalah-masalah pencapaian joordinasi efektif
• Perbedaan orientasi terhadap tujuan tertentu
• Perbedaan orientasi waktu
• Perbedaan orientasi antar pribadi
• Perbedaan dalam formalitas struktur
Desain organisasi tradisional
• Struktur sederhana
Struktur dengan departementalisasi rendah, rentang kendali luas, wewenang terpusat dan formalisasi rendah
• Struktur fungsional
Struktur organisasi yang mengoprasikan spesialisasi pekerjaan yang serupa dalam satu kelompok
• Struktur divisional
Struktur organisasi yang terdiri atas unit atau divisi yang terpisah atau semi otonom.
http://www.stikom.edu/
sumbernya apa ya?
BalasHapusPilar ke dua nya mana?
BalasHapus